Minggu, 18 Maret 2012

STRATEGIC MANAGEMENT ACCOUNTING


STRATEGIC MANAGEMENT ACCOUNTING
(ZAHIRUL HAQUE)


Strategic Management Accounting adalah proses mengidentifikasi, mengumpulkan, memilih dan menganalisis data akuntansi, untuk membantu manajemen dalam membuat keputusan strategis serta untuk menilai efektivitas organisasi. Strategic Management Accounting harus memenuhi tujuan sebagai penyedia informasi organisasi serta kontrol dan evaluasi kinerja. Selain itu orientasi ke arah jangka panjang harus senantiasa dilakukan dengan strategi dan keunggulan kompetitif organisasi sehingga dapat disimpulkan  peran utama Strategic Management Accounting adalah menyediakan informasi akuntansi yang akan digunakan oleh manajer dalam melakukan fungsi perencanaan dan pengendalian organisasi. Informasi akuntansi diberikan sebagai alat atau sarana untuk membantu manajer menjalankan fungsi-fungsi manajemen sehingga tujuan organisasi dapat tercapai.
Saat ini bisnis berada dilingkungan yang dinamis dan kompleks karena dipengaruhi oleh faktor sosial, teknologi, ekonomi dan politik. Untuk tetap bertahan di lingkungan bisnis yang semakin kompleks maka suatu organisasi harus memikirkan kembali filosofi strategis serta peran akuntansi manajemen didalamnya. Suatu organisasi memerlukan informasi mengenai banyak bidang di lingkingan bisnis mereka, karena itu sistem informasi manajemen menyidiakan informasi dalam mempersiapkan dan mengevaluasi rencana strategis yang berorientasi pada jangkauan masa depan, hal ini menunjukkan bahwa suatu sistem yang memliki satu kesatuan dari berbagai komponen yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi dan bergerak secara serentak (bersama-sama) kearah yang sama pula akan memungkinkan sebuah organisasi mencapai tujuannya di masa datang.
Akuntansi keuangan adalah bagian dari akuntansi yang berkaitan dengan penyiapan laporan keuangan untuk pihak luar, seperti pemegang saham, kreditor, pemasok serta pemerintah. Laporan ini yang disusun untuk kepentingan umum dan biasanya digunakan pemilik perusahaan untuk menilai prestasi manager atau dipakai manager sebagai bentuk pertanggungjawaban terhadap para pemegang saham. Hal terpenting dalam Akuntansi Keuangan adalah adanya standar akuntansi keuangan (SAK) yang merupakan aturan yang harus digunakan didalam pengukuran dan penyajian laporan keuangan terutama untuk pihak eksternal.
Akuntansi Manajemen adalah sistem akuntansi yang berkaitan dengan ketentuan dan penggunaan informasi akuntansi untuk manajer atau manajemen dalam suatu organisasi dan untuk memberikan dasar kepada manajemen untuk membuat keputusan bisnis yang akan memungkinkan manajemen akan lebih siap dalam pengelolaan dan melakukan fungsi kontrol. Dalam hal ini terdapat dua kunci yang harus tentang manager dan informasi akuntansi yaitu :
·      Manajer memerlukan informasi dan perlu memahami kegunaannya serta perlu tahu bagaimana menggunakannya.
·      Manajemen informasi akuntansi dapat memberikan kontribusi pada bidang manajemen berikut: perumusan kebijakan, perencanaan dan mengendalikan kegiatan perusahaan, pengambilan keputusan mengenai cara alternatif tindakan dan sebagainya.
Akuntansi biaya merupakan hal yang berkaitan dengan penetapan dan pengendalian biaya yang merupakan alat bagi manajemen untuk memonitor dan merekam transaksi biaya secara sistematis, memberikan informasi tentang biaya perusahaan yang dapat digunakan untuk tujuan baik eksternal maupun internal. Ketika akuntansi biaya digunakan untuk akuntansi keuangan (atau tujuan eksternal), dalam hal ini tujuanya untuk mengukur biaya produksi dan penjualan sesuai dengan informasi akuntansi yang berlaku umum serta memberikan dasar untuk perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan.  Akuntansi biaya meliputi topik seperti Cost Volume Profit (CVP) analysis, budgeting, relevant costing, job costing, process costing, activity based costing (ABC), activity based management (ABM) dan cost allocation processes.
Manajemen Biaya adalah suatu bentuk akuntansi manajemen yang memungkinkan sebuah bisnis untuk memprediksi pengeluaran yang akan datang untuk membantu mengurangi kemungkinan akan melebihi anggaran merencanakan biaya dalam melakukan bisnis. Dalam hal ini masing-masing proyek harus telah disesuaikan dengan rencana manajemen biaya dan perusahaan secara keseluruhan juga mengintegrasikan pengelolaan biaya ke model bisnis mereka secara keseluruhan
Manajemen biaya strategik adalah penggunaan data biaya untuk mengembangkan dan mengidentifiasi strategi yang unggul yang akan menghasilkan keunggulan bersaing yang berkelanjutan di masa yang akan datang.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa akuntansi keuangan, akuntansi biaya, manajemen biaya, manajemen biaya strategis, akuntansi manajemen dan akuntansi manajemen strategis semua berkontribusi terhadap informasi, baik informasi keuangan atau pun informasi non keuangan.
Didalam literatur Akuntansi manajemen adanya Management Accounting System tersebut  harus berkembang  untuk fokus pada nilai organisasi untuk menambah aktivitas, hal tersebut terjadi dengan adanya relatifitas terhadap kompetitornya.  Jenis Management Accounting System itu menghasilkan yang disebut Management Accounting System dengan cakupan yang luas yang memungkinkan menghasilkan informasi yang diperlukan untuk membuat keputusan ekonomi yang dapat berhasil dalam jangka panjang. Penelitian telah menunjukkan bahwa ketidakpastian lingkungan ekonomi menyiratkan kesulitan dalam memprediksi peristiwa masa depan, oleh karena itu, mereka perlu informasi yang tepat waktu, relevan dan akurat untuk mengatasi situasi operasi yang tidak pasti.  Dari perspektif akuntansi sektor publik, Hoque dan Mia (2001) menunjukkan bahwa Management Accounting System tradisional seperti penganggaran sebelumnya dan anggaran pada umumnya hanya berkaitan dengan input biaya yang diperlukan untuk mempertahankan program anggaran belanja yang tidak mengharuskan untuk bagaimana pengeluaran ini terkait dengan hasil. Management Accounting System mencakup cakupan yang luas dengan informasi yang berhubungan dengan berbagai masalah non keuangan, seperti diuraikan di atas bahwa harapan ke masa yang akan datang tidak hanya berhubungan dengan masalah internal saja tetapi juga masalah diluar organisasi tersebut.
Selama dekade terakhir, banyak kajian literatur di bidang akuntansi manajemen dalam organisasi. Para peneliti berusaha untuk memahami dan memeriksa sistem akuntansi manajemen dalam organisasi dari berbagai pendekatan teoritis akuntansi manajemen. Bagian berikutnya menggambarkan pendekatan-pendekatan yang ditemukan secara luas digunakan dalam penelitian akuntansi manajemen yakni pendekatan ekonomi secara rasional teknis. Berdasarkan teori ekonomi neoklasik, pendekatan rasional teknis menganggap akuntansi manajemen sebagai keputusan untuk membuat alat yang membantu memaksimalkan tujuan organisasi.  Menurut teori Manajemen kontrol, pendekatan rasional teknis membantu manajer dalam membuat jenis keputusan rasional untuk memaksimalkan tujuan organisasi (Anthony, 1965). Dalam pendekatan rasional teknis mengasumsikan bahwa untuk meningkatkan informasi akuntansi selalu adanya pengenalan pengembangan melalui teknik baru. Contoh dalam hal ini yakni di sektor publik, adalah dengan pengenalan akuntansi akrual. Akuntansi akrual diperkenalkan di sektor publik untuk meningkatkan informasi akuntansi yang dihasilkan dalam pengambilan keputusan yang lebih baik. Selain itu, aturan teknis seperti peraturan, regulasi atau aturan yang ditetapkan oleh badan standar pengaturan telah dikaitkan dengan perubahan akuntansi sektor publik untuk meningkatkan kemampuan pengambilan keputusan organisasi sektor publik (Moll, 2000).
Dalam teori klasik Weber (1947). Weber melihat birokrasi sebagai bentuk organisasi untuk mencapai otoritas hukum rasional. ia berpendapat bahwa otoritas struktur dalam organisasi tergantung arti dan modus umum dari kontrol dan kekuasaan dalam masyarakat.  Menurut Weber, birokrasi merupakan sarana dominasi, penggunaan dan arah berbeda serta consequens untuk tindakan sosial merupakan pusat untuk analisis organisasi.  Dalam  literatur tentang organisasi menemukan dua gagasan rasionalitas dalam teori Weber birokrasi, yaitu :
·      Pencapaian berakhir dengan cara perhitungan dengan seksama. Fokusnya adalah pada sarana, kecukupan atau ketidakcukupan bahkan jika tujuan ini memiliki dasar agama atau mistik.
·      Makna kedua istilah ini mengacu pada jenis rasionalisasi pemikiran sistematis serta mengenakan penguasaan teoritis, meningkatkan realitas melalui ide-ide yang tepat dan abstrak. Dalam arti negatif, proses rasionalisasi mengarah pada penolakan terhadap semua nilai-nilai agama, metafisik atau tradisional dan penjelasan tentang dunia.
Ada pandangan bahwa partisipasi dalam proses anggaran dapat memiliki sebuah efek positif atau negatif pada individu, motivasi perilaku dan kepuasan. Pandangan hubungan manusia menunjukkan bahwa hubungan antara pribadi, anggota organisasi sangat penting untuk kinerja. Studi keterkaitan manusia dapat membantu menjelaskan sistem operasi akuntansi dan pengendalian sesuai dengan sikap individu, perilaku dan kepuasan kerja selain itu studi hubungan manusia telah memberikan kontribusi untuk pemahaman yang lebih luas tentang bagaimana berbagai aspek manusia dapat mempengaruhi operasi organisasi akuntansi dan sistem kontrol. Melalui pendekatan hubungan manusia, peneliti menemukan bagaimana manajer menggunakan informasi akuntansi untuk mengekspresikan gaya kepemimpinan mereka sendiri,  ini mencakup dampak partisipasi / konsultasi dalam proses pengambilan keputusan, motivasi, dan pengaruh hubungan interpersonal antara organisasi (Macintosh, 1985, 1994).
Gagasan utama dari teori kontingensi organisasi adalah bahwa tidak ada model universal yang diterima dari organisasi yang menjelaskan keragaman dalam desain organisasi (Lawrence dan Lorsch, 1967: Woodward, 1965). Dalam hal ini  bahwa desain organisasi tergantung pada faktor-faktor kontingen yang relevan dengan situasi. Namun demikian, teori kontingensi tunduk pada kritik dari berbagai sumber. Adanya kritik yang berhubungan dengan kekurangan teoritis dan asumsi metodologis dari pendekatan ini dengan adanya  kritikus yang berpendapat bahwa teori-teori kontingensi didasarkan pada pandangan yang sangat teknis didalam organisasi, (Hopper dan Powell ;1985, p 441) mengatakan: Teori kontingensi menganggap bahwa  berbagai pola perilaku sehingga dibutuhkan dalam berbagai situasi dalam kepemimpinan.
Agency Theory mengarahkan dirinya pada analisis pengendalian manajemen terhadap berbagai bentuk hubungan kontraktual antara pemilik (principals) dengan perwakilan (agents) yang ditunjuk oleh pemilik untuk mewakilinya dalam transaksi. Jensen dan Meckling (1976) melihat hal ini berkenaan dengan penyalahgunaan kebijakan yang sudah didelegasikan pemilik kepada agents, tetapi agents dengan kecurangan yang diperbuatnya merusak kepentingan principals. Pada Agency Theory, kerugian yang dialami oleh principals dapat dicegah lewat pengendalian secara ketat terhadap agents, monitoring dan sanksi, atau lewat perikatan (bonding).
Agency Theory berkembang menjadi isu manajerial setelah adanya penyertaan isu tentang pengendalian hasil atau bentuk perilaku (behavioural terms). Manajer dipahami sebagai agen yang mengejar kepentingan pribadi terhadap kepentingan investasi pemilik atau pemegang saham perusahaan yang kemudian menciptakan sisa kerugian residual (residual-loss), dikarenakan kepentingan pribadi manajer (Jensen and Mackling, 1976).
Untuk mengatasi kelemahan tersebut,  dalam akuntansi mulai melihat kontrol sosial dan fenomena politik dibangun (yang bertentangan dengan peran teknis-rasional akuntansi dalam organisasi). Peneliti telah menyerukan lebih banyak studi interpretatif untuk mendapatkan lebih tentang pemahaman sistem akuntansi dan pengendalian dalam organisasi,  cara terbaik untuk mengajukan masalah bagaimana mengidentifikasi data yang paling relevan  dan bagaimana menafsirkan makna individual dan persepsi  masyarakat dalam suatu organisasi, Hopper dan Powell (1985, p 446) mengatakan bahwa, “Orang-orang terus-menerus menciptakan realitas sosial mereka dalam interaksi dengan lainnya.  Hal ini adalah tujuan dari pendekatan interpretatif untuk menganalisis realitas sosial seperti cara di mana mereka secara sosial dibangun dan dinegosiasikan”.
Teori birokrasi yang diungkapkan Weber  juga terkait dengan pendekatan interpretatif untuk mempelajari kontrol.  Menurut Weber  "birokrasi" dalam arti "interpretatif" mengacu pada keyakinan yang mendasari cara orang bertindak dan berpikir dalam proses pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi.  Weber (1968) melihat birokrasi sebagai alat dominasi politik yang timbul dari apa yang dianggap sebagai sumber legatimasi otoritas. Menurut Collignon dan Covaleski (1991, hal 151.): “Meskipun Weber tidak memperlakukan subjek langsung, pemikirannya menyiratkan kemungkinan menganalisis perlawanan anggota organisasi terhadap dominasi dan mekanismenya dalam praktik akuntansi”. Untuk itu penelitian mengadopsi pendekatan interpretatif untuk penelitian akuntansi dengan keyakinan bahwa lebih baik dapat mengidentifikasi aspek sosial, ekonomi dan politik dari sistem kontrol manajemen dalam organisasi dari perspektif pelaku yang terlibat dalam operasi mereka.
Pendekatan di atas menyatakan dengan akuntansi manajemen gagal untuk menjelaskan sepenuhnya hubungan antara pemerintahan, perekonomian negara, dan proses organisasi. (Tinker et al.,1982; Cooper dan Sherer, 1984)  telah menyarankan bahwa pendekatan tradisional yang didasarkan pada ekonomi neoklasik menganggap jauh hubungan antara pemerintahan, ekonomi dan masyarakat (Menurut Scapens, 1994). Adanya pandangan bahwa ada banyak varian yang berbeda dari persepektif politik dan ekonomi. Pendekatan Political Economy terdiri dari individu yang kinerjanya mendominasi dalam pilihan social karena kekuasaan dan konflik, anggota organisasi di dalam dan di luar organisasi dapat mencoba untuk mempengaruhi proses pengambilan keputusan dalam organisasi. Berikut pendekatan Political Economy yang membantu mendamaikan konflik kepentingan itu melalui negosiasi dengan serangkaian kompromi dan aliansi dapat muncul dalam organisasi. Pendekatan Political Economy  berdasarkan rangkaian sejarah dunia sosial. Ia mencoba untuk memahami fenomena tertentu dari konteks sosial-politiknya yang ada pada waktu dan tempat. Peran sejarah diperlakukan sebagai peran perubahan sistem ekonomi dan mengapa dan bagaimana perubahan ini  menjadi baris pemikiran filosofis, pendekatan Political Economy, bergantung pada konteks historis dan pemahaman tentang arti, struktur dan makna dari suatu kegiatan ekonomi atau perilaku yang membutuhkan, antara lain, pemahaman tentang unsur-unsur pokok dari kerangka kerja sosialnya.
Bagian lain yang utama dari pendekatan Political Economy adalah bahwa memperhitungkan legitimasi kelembagaan masyarakat dalam menjelaskan proses manajemen dalam suatu organisasi. "Lembaga" adalah pola, yang menentukan apa yang dirasakan tepat, menurut pendekatan Political Economy, kegiatan ekonomi dalam suatu masyarakat cenderung untuk menampilkan karakter sosial: tindakan dan praktek agen-agen ekonomi yang terstruktur dan dibentuk dalam proses sosial. Penelitian telah melihat bahwa memahami tindakan ini dan praktek pemahaman tentang, proses ekonomi, budaya, sosial dan politik dalam organisasi itu sendiri dan hubungan dengan organisasi lain dan masyarakat pada umumnya.
Suatu Organisasi dapat mengubah stuktur organisasi dan budaya organisasi untuk menjadi lebih efektif dan efisien, sehingga mendapatkan pangsa pasar yang lebih besar dan dapat memastikan kelangsungan hidup dimasa yang akan datang.  Ada pandangan dalam literatur organisasi bahwa organisasi berubah dalam menanggapi permasalahan yang ada untuk perbaikan berkelanjutan. Sementara hubungan dengan sejarah organisasi dalam perubahan dari waktu ke waktu telah dibatasi dengan siklus industri dan yang digunakan dalam perkembangan  sejarah spesifik perusahaan sebagai kekuatan perubahan. Kekuatan eksternal dari perubahan dapat dikategorikan sesuai dengan perubahan sosial budaya,  perubahan politik / hukum, kondisi ekonomi atau pengembangan teknologi. Perubahan sosial budaya yang mengacu pada perubahan keyakinan masyarakat, sikap, pendapat dan gaya hidup. Misalnya demografi, keterampilan dan kepedulian terhadap lingkungan yang mungkin dipengaruhi budaya sosial yang memaksa organisasi untuk berubah. Perubahan politik dan hukum sering merupakan akibat dari perubahan dalam pemerintahan, seperti undang-undang pemerintah dan ideologi pemerinta, peraturan daerah dan perpajakan. Di sisi lain, efek dari kondisi ekonomi suatu organisasi tidak terlepas dari industri. Contoh pengaruh ekonomi dapat mencakup pesaing, pemasok, tingkat lapangan kerja, kebijakan ekonomi pemerintah dan mengubah masyarakat dengan kepemilikan pribadi (go public).  Akhirnya, faktor teknologilah yang memaksa suatu organisasi untuk mengubah proses termasuk produksi baru atau proses komputerisasi (Senior, 1997).
Perubahan organisasi cenderung mendominasi dua sifat organisasi, yaitu struktur organisasi dan karakteristik budaya dalam organisasi. Struktur organisasi menentukan aktivitas pekerjaan, tanggung jawab dan akuntabilitas yang memungkinkan manajer untuk mengatur dan mendistribusikan sumber daya dan juga membangun hirarki kekuatan organisasi. Emmanuel, Otley, dan Merchant (1990) mengklaim bahwa desain struktur organisasi secara signifikan dapat mempengaruhi dan mengontrol perilaku karyawan. Senior (1997) mengklaim bahwa organisasi mengubah struktur mereka untuk kinerja yang lebih baik dan sebagai mekanisme untuk perubahan. Struktur organisasi dapat didefinisikan dalam hal sentralisasi atau desentralisasi, efisiensi atau efektivitas, profesionalisme vs manajemen, kontrol terhadap komitmen dan perubahan terhadap stabilitas (Carnall, 1990). Dalam sebuah organisasi yang sangat terdesentralisasi yakni proses pengambilan keputusan, organisasi besar cenderung mampu menangani tingkat tinggi ketidakpastian dan garis akuntabilitas yang jelas diidentifikasi. Organisasi terpusat atau organisasi yang sangat birokratis yang berlawanan. Mereka beroperasi sesuai dengan aturan yang jelas dalam peraturan, manager puncak bertanggung jawab atas kemajuan organisasi dan semua keputusan dibuat di tingkat manajemen (Calnall, 1990). Dalam penelitian yang dilakukan oleg George (1983), memunculkan perdebatan antara menyediakan karyawan dengan informasi akuntansi selama periode perubahan dapat mengurangi resistensi terhadap perubahan. Pendapat ini kemudian di dukung oleh Parker (1976), yang mengklaim bahwa menyediakan karyawan dengan informasi manajemen akuntansi dapat menyebabkan citra diri positif. Johnson (1992) mengklaim bahwa kewenangan karyawan dengan informasi akuntansi seperti target kinerja dapat menyebabkan upaya yang lebih baik dan komitmen yang lebih besar dalam keterlibatan yang merupakan output dari karyawan.
Pernyataan visi sebuah organisasi memberikan gambaran terhadap apa yang terlihat oleh manajemen puncak sebagai alasan untuk eksistensi suatu perusahaan. Visi tersebut menggambarkan tentang apa yang menjadi harapan perusahaan. Visi merupakan deskripsi yang ideal dan bagian dari gambaran masa depan yang potensial yang diharapkan oleh pihak yang berkepentingan dengan perusahaan dalam membantu pencapaiannya. Visi adalah impian setiap orang dalam organisasi yang bisa menghubungkan dan memanfaatkan waktu mereka dan usaha- usaha untuk mencapainya (Digman, 1999).
Pernyataan misi dari sebuah organisasi menggambarkan tentang hambatan jangka panjang terakhir untuk dicapai. Hal tersebut merefleksikan apa yang terjadi pada perusahaan saat ini dan hal- hal yang dirasa perlu oleh konsumen atau unsur- unsur yang terkait. Setiap perusahaan dan unit- unit bisnis utamanya, memiliki salah satu misi bisnis baik eksplisit atau implisit. Misi bisnis dari suatu perusahaan memungkinkan manajemen untuk memilih strategi- strategi bisnis dalam menyelesaikan objek- objek yang berkaitan dengan organisasi. Pernyataan misi perusahaan memberikan sebuah pernyataan yang singkat, penulisan deskripsi dari seluruh tujuan dari perusahaan. Wheelen dan Hunger (1998) telah mengklasifikasikan pernyataan misi organisasi dalam arti "luas" atau "sempit". Pernyataan misi dalam arti luas mengacu pada pernyataan umum organisasi yang mengacu pada para pengguna informasi, seperti pemegang saham, pelanggan dan karyawan, sedangkan pernyataan misi dalam arti sempit menggambarkan bisnis utama organisasi.
Strategi didefinisikan oleh (Mintzberg, 1978) sebagai sebuah pola atau aliran dari keputusan mengenai sebuah domain terhadap yang mungkin akan terjadi pada perusahaan di masa yang akan datang. Strategi adalah proses yang dilakukan oleh para manajer dalam organisasi, menggunakan sebuah horison waktu dari tiga sampai lima tahun, mengevaluasi peluang dari lingkungan luar, dan juga kekuatan dari dalam, dan sumber daya untuk memutuskan tujuan, sebaik seperti sebuah aturan dari tindakan rencana- rencana untuk menyelesaikan tujuan- tujuan tersebut. Tujuan adalah target yang spesifik. Istilah dari tujuan sering digunakan untuk mendeskripsikan sebuah pernyataan awal dan akhir dari  apa yang ingin dicapai dan tidak ada kriteria waktu untuk penyelesaian.
Sebuah tujuan perusahaan adalah sebuah hasil yang spesifik, dimana perusahaan berusaha untuk mencapai atau mempertahakan. Tujuan sebuah perusahaan dipilih untuk mengimplementasikan strategi perusahaan atau untuk meluruskan perusahaan agar lebih erat dengan visi dan misinya.
Salah satu contoh dari sebuah tujuan organisasi adalah untuk meningkatkan laba. Sebuah tujuan organisasi tidak diperhitungkan secara spesifik.
Sebuah perusahaan bekerja kembali dari misi yang dimilikinya untuk mencapai tujuan perusahaan. Dalam perusahaan komersial, dimana tujuan keuangan mendominasi, tujuan adalah dalam hal ‘return on investment’ (ROI), atau ‘return on equity’ (ROE), ‘earnings per share’ (EPS), dan sebagainya.
Ketika tujuan- tujuan sebuah perusahaan adalah mengatur sebuah tujuan jangka panjang, katakanlah untuk periode antara tiga dan lima tahun, periode tersebutlah yang kemudian disebut sebagai tujuan strategi.
Salah satu tujuan strategi yaitu pada perusahaan sereal multinasional:
-       Orang- orang
-       Laba dan pertumbuhan
-       Kepuasan konsumen dan kualitas
-       Integritas dan etika
-       Tanggung jawab sosial
Objektif adalah hasil yang dicari di masa yang akan datang atau tujuan- tujuan dan harapan- harapan yang diinginkan dimasa yang akan datang. Objektif adalah hasil akhir dari aktivitas perusahaan yang direncanakan. Objektif adalah target yang diinginkan dalam cakupan dari visi untuk merealasikan misi (Viljoen dan Dann, 2000). Pada level perusahaan, objektif bisa dibagi ke dalam pernyataan visi dan misi, dan sebuah pernyataan tujuan, setiap pernyataan visi dan misi direfleksikan ke dalam level- level yang berbeda pada abstraksi dan ketelitian.
Mintzberg, quinn dan Voyer (1995,p.7) mendeskripsikan keputusan strategi, sebagai berikut: “Keputusan strategi adalah hal yang menentukan keseluruhan arah dari sebuah perusahaan dan kelangsungan hidup perusahaan yang terkahir dalam cahaya yang bisa diprediksi dan tidak bisa diprediksi, dan ketidaktahuan perubahan yang mungkin terjadi yang paling penting di sekeliling perusahaan”.
Dalam memformulasi sebuah strategi perusahaan, ada tiga tipe keputusan strategi yang dibuat, yakni:
1.  Bisnis apa yang akan dioperasikan dalam perusahaan?
2.  Bagaimana seharusnya perusahaan bersaing dalam bisnis?
3.  Sistem apa yang seharusnya dimiliki perusahaan di lingkungannya untuk mendukung strategi yang kompetitif?
Keputusan strategi yang efektif dalam sebuah perusahaan, adalah:
-       Berurusan dengan batas- batas organisasi
-       Menghubungkan kemudian mencocokan aktivitas perusahaan dengan sumber daya perusahaan
-       Membutuhkan kesesuaian dari aktivitas organisasi denan sumber daya
-       Memiliki implikasi sumber daya utama untuk perusahaan
-       Dipengaruhi oleh nilai- nilai dan ekspektasi yang menerjemahkan strategi organisasi
-       Mempengaruhi arah jangka panjang perusahaan
Tahap utama dari keputusan strategi adalah sebagai berikut:
1.  Merumuskan strategi- strategi bisnis
2.  Mengkomunikasikan strategi- strategi tersebut diseluruh bagian perusahaan
3.  Mengembangkan dan melakukan taktik- taktik untuk mengimplementasikan strategi tersebut
4.  Mengembangkan dan mengimplementasikan sistem manajemen kontrol untuk memonitor keberhasilan dari tahap- tahap implementasi, dan karenanya keberhasilan tersebut disampaikan dalam pertemuan strategi objektif.
Buku ini mendefinisikan Strategic Business Unit sebagai berikut: “Strategic Business Unit (SBU) adalah subunit organisasi atau yang memiliki seperangkat  produk atau jasa yang berbeda yang dijual ke pelanggan / kelompok pelanggan, bertahan menghadapi dari pesaing yang jelas dan misi yang berbeda dari unit-unit  operasi lain dalam perusahaan”.  Mengikuti pertumbuhan Lynch dan Cross (1991), SBU adalah bisnis yang terpisah dalam jumlah besar, perusahaan biasanya beragam, memiliki konsep bisnis dan misi yang berbeda, memiliki pesaing mereka sendiri, terutama dari pihak eksternal dan membuat keputusan manajemen yang independen.
Perusahaan bisnis menggunakan tiga tipe strategi, yaitu:
1.  Corporate strategy
Strategi ini menjelaskan bagaimana sebuah perusahaan menentukan bisnis apa yang diinginkan oleh perusahaan
2.  Competitive (business unit) strategy
Strategi ini terjadi pada unit bisnis, divisi atau level produk, dan hal itu mengacu pada bagaimana sebuah perusahaan bersaing dalam masing- masing tipe aktivitas dan mencoba untuk mencapai keuntungan yang relatif kompetitif terhadap para pesaingnya
3.  Functional (operational) strategy
Kepedulian terhadap strategi perusahaan yang berkaitan dengan berbagai fungsional atau aktifitas operasional, seperti perekrutan, pemasaran, penyaluran, dan iklan.
Ada beberapa tipologi strategi, diantaranya adalah sebagai berikut:
1.  Simons strategy typology
-       Strategi sebagai proses
Strategi ini menjelaskan aktivitas inheren manajemen dalam membentuk ekspektasi dan tujuan dan memfasilitasi pekerjaan pada perusahaan dalam mencapai tujuan tersebut.
-       Strategi sebagai posisi yang kompetitif
Strategi ini mengacu kepada bagaimana perusahaan bersaing dalam pasarnya
-       Strategi tingkat bisnis
Strategi ini mengacu kepada bagaimana perusahaan bersaing dalam bisnis yang diberikan dan posisinya sendiri diantara para pesaingnya
-       Strategi tingkat perusahaan
Strategi ini konsen dengan menentukan bisnis apa atau bisnis perusahaan yang dipilih untuk bersaing dan jalan yang paling efektif terhadap alokasi sumber daya langka antar unit bisnis.
2.  Miles dan Snow’s (1978) tipologi strategi
Miles dan Snow menyarankan bahwa perusahaan mengembangkan dengan sadar sebuah image untuk mendemonstrasikan bagaimana dan kenapa struktur dan proses organisasi mencerminkan kesimpulan mengenai pasar dan bagaimana kesimpulan tersebut membuka jalan untuk pengembangan di masa yang akan datang.
3.    Porter’s (1980) strategi kompetitif
Porter percaya bahwa ada banyak tipe strategi yang berbeda dengan sistem pengendalian karyawan yang spesifik. Michael porter (1980) berpendapat bahwa tidak terdapat banyak jenis strategis yang berbeda secara spesifik dari sistem kontrol yang digunakan. Dia mengusulkan SBU untuk mengalahkan organisasi lain dalam industri tertentu yakni dengan biaya rendah dan diferensiasi.
·      Keunggulan biaya (low cost), adalah strategi mengefisienkan seluruh biaya produksi sehingga menghasilkan produk atau jasa yang bisa dijual lebih murah dibandingkan pesaing. Strategi harga murah ini fokusnya pada harga, jadi biasanya produsen tidak terlalu perduli dengan berbagai faktor pendukung dari produk ataupun harga yang penting bisa menjual produk atau jasa dengan harga murah kepada konsumen. Warung Tegal misalnya mengandalkan strategi harga. Mereka tidak perduli dengan kenyamanan orang ketika makan, bahkan juga dengan kebersihan, yang penting bisa menawarkan menu makanan lengkap dengan harga yang sangat bersaing.
·      Differensiasi, adalah strategi memberikan penawaran yang berbeda dibandingkan penawaran yang diberikan oleh kompetitor. Strategi differensiasi mengisyaratkan perusahaan mempunyai jasa atau produk yang mempunyai kualitas ataupun fungsi yang bisa membedakan dirinya dengan pesaing. 
Michael porter mengidentifikasi lima dasar kekuatan kompetitif yang menentukan intensitas persaingan dalam suatu industri yaitu :
a.  Ancaman pelaku bisnis yang baru (threat of entry). Kekuatan tawar menawar pelaku bisnis yang baru terkait dengan apakah memasuki industri tersebut gampang atau tidak. Apakah ada hambatan yang besar (barrier to entry), misalnya dari sisi investasi, teknologi, orang, pengetahuan, dan lain-lain. Jika hambatan masuknya kecil, kemungkinan pemain baru akan masuk juga sangat besar, artinya setiap saat dalam suatu industri akan terjadi persaingan yang sangat ketat. 
b.  Ancaman produk pengganti (threat from subtitute product). Produk pengganti adalah produk lain di luar produk sejenis yang mempunyai fungsi hampir sama dengan produk atau jasa perusahaan yang bisa saling menggantikan. Jasa penerbangan misalnya, produk penggantinya adalah jasa transportasi darat dan laut. Kekuatan tawar produk pengganti besar jika terdapat harga yang sangat berbeda antara produk utama dengan produk pengganti. 
c.   Kekuatan tawar menawar pembeli (bargaining power of consumers). Di sini adalah bagaimana pembeli mendapatkan informasi dan penawaran yang beragam dari berbagai produsen. Dengan tawaran yang begitu banyak di pasar, pembeli memang akan mempunyai kekuatan tawar menawar yang lebih besar karena punya cukup banyak pilihan.
d.  Kekuatan tawar menawar pemasok (bargaining power of supplier). Pemasok dalam hal ini adalah perusahaan yang memberikan bahan mentah, orang atau tenaga kerja, teknologi dan yang lainnya yang mendukung suatu produksi. Pemasok akan memiliki kekuatan yang besar jika sesuatu yang dipasok merupakan hal penting dan tidak banyak perusahaan lain menyedikan, tetapi jika banyak perusahaan lain menyedikan maka kekuatan pemasok tidak terlalu besar.
e.  Pesaing  yang  sudah ada (rivalry among existing competitorPersaingan dalam industri meliputi banyaknya pesaing langsung dalam bisnis yang dijalankan. Banyaknya persaingan di sini dibandingkan dengan faktor kebutuhan masyarakat akan produk ataupun jasa yang ditawarkan. Jika supply sudah terlalu banyak dan melebihi demand yang ada, maka kondisi persaingan sudah sangat ketat. 
4.    Mintzberg’s five Ps for strategy
Mintzberg menjelaskan strategi organisasi oleh five Ps. Menurutnya Strategi adalah:
-       Rencana, ketika itu memberikan sebuah kesadaran yang dimaksudkan pada kegiatan sebagai sebuah pedoman untuk berurusan dengan sebuah situasi
-       Cara, jika strategi itu adalah sebuah manufer spesifik untuk mengecoh para pesaing
-       Pola, dalam sebuah aliran dari kegiatan untuk sebuah strategi yang dimaksudkan untuk direalisasikan
-       Posisi, adalah sebuah posisi perusahaan dalam lingkungan bisnisnya
-       Perspektif, merupakan sebuah jalan yang digunakan dalam mengamati hal- hal yang ada dalam pikiran pihak yang membuat perasaan tertarik.
            Tipologi misi bisnis menghubungkan kenyataan yang ada dengan tujuan strategi yang dikejar. Hal itu merupakan sebuah rangkaian kesatuan yang sebenarnya dengan membangun pada salah satu tujuan dan mencapai pada tujuan yang lainnya. Pangsa pasar adalah sebuah tujuan terpenting dimana tujuan strategi adalah untuk membangun, bahkan jika pada biaya jangka pendek dalam hasil keuangan. Organisasi membangun misi dengan menggunakan kemungkinan untuk mengalami ketergantungan yang lebih besar dengan individu eksternal. Capital Invesment menandakan sebuah misi membangun penunjang untuk  (ketergantungan lebih besar pada pasar modal), perluasan kapasitas (ketergantungan lebih besar pada teknologi), peningkatan pangsa pasar (ketergantungan lebih besar pada pelanggan dan pesaing) dan peningkatan volume produksi (ketergantungan lebih besar pada bahan baku pemasok dan pasar tenaga kerja). Dalam jangka panjang, kekuatan pasar kompetitif mencegah perusahaan melewati kenaikan biaya kepada pelanggan, dan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan hanya muncul dengan memiliki produktivitas lebih tinggi dari pesaing atau dengan menawarkan produk dan layanan khusus. Dengan demikian biaya mungkin kurang signifikan dalam membangun daripada dalam keadaan untuk mencapai hasil,  karena itu dengan membangun unit lebih mungkin untuk menempatkan penekanan lebih besar untuk menjaga tingkat produksi sampai tingkat yang dianggarkan danmengidentifikasi kegagalan dalam mencapai hasil. Sebaliknya, hasil operasi perusahaan adalah pasar produk yang stabil dan sempit (Hoque, 2000b).
Dalam buku ini, ketidakpastian lingkungan mengacu pada ketidakmampuan perusahaan untuk memprediksi secara akurat efek dari berbagai aspek lingkungan eksternal perusahaan, seperti pelanggan, pemasok, deregulasi dan gloabalisation, proses teknologi, pesaing, peraturan pemerintah, lingkungan ekonomi dan hubungan industrial. Dalam hal ini penekanannya pada persepsi manajer atas lingkungan organisasi mereka seperti keadaan ekonomi, politik, hukum, persaingan dalam teknologi, dan tentu saja dari ketidakpastian lingkungan yang sebenarnya. Dalam berbagai literatur, saat ini di berbagai daerah menunjukkan bahwa ketidakpastian lingkungan dari sebagian besar perusahaan telah meningkat pesat pada 1990-an yang didorong oleh faktor-faktor seperti percepatan dalam tingkat penyebaran teknologi, regulasi yang lebih besar dan globalisasi (Hamel dan Prahalad, 1994; Cooper 1995; Goldman et al, 1995.). Perusahaan beradaptasi dengan ketidakpastian ini dengan mengadopsi, struktur strategi dan sistem (termasuk evaluasi kinerja) yang memungkinkan fleksibilitas yang tetap membuka pilihan dan kemampuan merespon cepat ketidakpastian lingkungan yang terjadi. Ada hubungan antara strategi dan ketidakpastian lingkungan. Sebagai contoh, perusahaan fokus pada mencari cara untuk mengurangi produksi dan biaya distribusi, untuk memotong biaya pemasaran dan untuk meningkatkan kualitas produk dengan tujuan jangka pendek untuk memaksimalkan keuangan, mereka akhirnya mengalamai ketidakpastian ketiks perusahaan bersaing membangun dominasi dalam pangsa pasar dengan memperkenalkan produk baru dan mengembangkan pasar baru mereka, maka sudah jelas akan menghadapi ketidakpastian yang tinggi. Dengan demikian tingkat ketidakpastian yang tinggi bagi perusahaan harus diikuti dengan membangun strategi dan biaya relatif rendah ketika strategi akan dikejar(Hoque, 2000b).

2 komentar:

  1. bermanfaat sekali
    https://catatanilmupenaku.blogspot.com/

    BalasHapus
  2. Permisi ka saya izin bertanya. Materi ini berasal dari buku apa ya?

    BalasHapus